17 Desember 2018
RESENSI PEMENTASAN DRAMA DI UPS TEGAL
Pementasan drama mahasiswa pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Pancasakti Tegal yang bertempat di Auditorium UPS Tegal merupakan keberlangsungan dari adanya mata kuliah pementasan drama di semester lima. Acara yang dilaksanakan selama tiga hari berturut-turut mulai tanggal 10-12 Desember 2018. Pementasan drama yang dimulai pukul 19.30, dengan durasi pementasan 45 menit. Terdapat tida lakon yang dimainkan oleh masing-masing kelas selama tiga hari berturut-turut, yakni Rawa Rontek karya Aditya Nurlita sutradara Zidni Ilma (10 Desember 2018), Geger Panawijen karya Lanang Setiawan sutradara Atma Aulia (11 Desember 2018) dan Kebo Nyusu Gudhel karya Dheni Jatmiko sutradara Yomah (12 Desember 2018).
Pementasan drama tersebut dihadiri oleh mahasiswa, dosen PBIna, seniman dan budayawan kota Tegal. Sebelum pementasan dimulai ada penyampaian aturan dalam menonton drama salah satunya adalah tidak boleh menyalakan lampu atau flesh HP. Selain itu ada sambRontek
ari dosen PBIna yaitu pada hari Senin, 10 Desember 2018 sambutan dari Bapak Tri Mulyono, M.Pd., 11 Desember 2018 sambutan dari Ibu Leli Triana, M.Pd., dan 12 Desember 2018 sambutan dari Ibu Vita Ika Sari, M.Pd.
Setelah pementasan berlangsung evaluasipun diberikan oleh dosen dan pengamat seni yang hadir seperti Adipto Lahire, Bontot Sukandar dan beberapa seniman lainnya.
Berikut ini resensi pementasan drama yang berlangsung tiga hari berturut-turut :
1.Drama Rawa Rontek
1) Judul Naskah : Rawa Rontek karya Aditya Nurlita.
2) Sutradara : Zidni Ilma.
3) Pemain Drama : warga, wanita yang menggunakan ajian rawa rontek(Turwi), dukun, dll.
4) Tempat Pementasan : Auditorium UPS Tegal.
5) Waktu Pemetasan : Senin, 10 Desember 2018. Pukul 19.30 – selesai.
6) Penokohan : Para warga berdialog, Turwi yang kejam.
7) Tata Rias dan Kostum : Para pemain menggunakan make up sesuai dengan karakter yang diperankan, Tidak berkostum berlebihan (sesuai dengan peran yang dimainkan).
8) Tata Panggung : Tata panggung yang bagus dengan adaya rumah gubuk yang digunakan untuk penghuni Turwi, dan meja yang digunakan untuk membantu akting para pemain.
9) Tata lampu : Tata lampu di tempat akting tersebut bagus ada warna kuning, merah.
10) Sinopsis cerita : Dalam pementasan drama Rawa Rontek menceritakan warga bernama Turwi yang masa lalunya sebagai wanita pemalas, dekil, dan tidak memiliki kekuatan apa-apa. Dia ingin menjadi kuat, cantik dan kaya namun tanpa usaha apa-apa. Melalui ajian Rawa Rontek Turwi menjadi wanita yang cantik dan kuat. Tidak tanggung-tanggung kekuatannya itu ia gunakan untuk membunuh tetangganya yang meledeknya. Turwi semakin menjadi-jadi. Waktu berlalu, dan kemarahan warga mampu menyatukan rasa untuk menghabisi Turwi. Turwi di ikat di kedua bambu dan ia mati dengan bambu kuning yang menancap melalui bayangan tubuhnya yang dilakukan oleh para warga.
11) Isi Resesnsi :
a. Aspek bentuk :
Dilihat dari aspek bentuk, menurut saya pementasan drama ini cukup baik, dengan melibatkan pemain yang jumlahnya lumayan banyak. Sangat baik karena penggambaran di masyarakat yang ditampilkan dengan begitu hidup dan nyata sesuai dengan karakteristik cerita yang diangkat. Ditambah bahasa yang dipakai bahasa sederhana, membuat pementasan semakin hidup dan mudah dipahami.
b. Aspek isi :
Drama ini mengandung pesan moral yang ingin disampaikan kepada penonton bahwa jika kita ingin kaya dan cantik tidak bisa ditempuh dengan cara yang instan tetapi dengan cara kerja keras sehingga kita bisa mewujudkan keinginan kita seperti cantik dengan perawatan.
c. Kelebihan :
Daram ini menarik. Di perankan oleh beberapa orang bisa dikatakan sukses dan menampilkan yang terbaik salah satunya tokoh Turwi yang sukses memerankan karakternya. Setiap pemain mampu memerankan dan menghayati sesuai dengan perannya. Pemeran utama mampu membuat penonton kedalam suasana tegang. Dialog-dialog yang dipakai pun menggunakan dialog sehari-hari yang menjadikan nilai tambah dalam pementasan naskah drama ini.
d. Kekurangan :
Kekurangan dalam pementasan drama ini adalah penonton kurang paham nama-nama tokoh yang berakting dalam drama ini.
e. Kesatuan :
Drama ini telah memiliki unsur kesatuan. Hal ini dapat dilihat dari setting yang sesuai dengan apa yang diceritakan.Kesatuan tersebut juga tidak terlepas dari bentuk drama yang berbentuk drama satu babak. Selain itu, adegan demi adegan berjalan mengalir yang menjadi satu kesatuan. Klimaks terlihat jelas di akhir pementasan dan itu direspon dengan baik oleh penonton.
f. Keseluruhan :
Keseluruhan drama sangat bagus. Semua pemain bermain dengan ekspresif sesuai dengan perannya, setting juga sesuai.
2. Drama Geger Panawijien.
1) Judul Naskah : Geger Panawijen karya Lanang Setiawan.
2) Sutradara : Atma Aulia.
3) Pemain Drama : Ken Arok, Raden Anusapati, Ken Dedes, Suro Bandit, Tunggul Ametung, dll.
4) Tempat Pementasan : Auditorium UPS Tegal.
5) Waktu Pemetasan : Selasa, 11 Desember 2018. Pukul 19.30 – selesai.
6) Penokohan : Dialog antara anak dan ibu, dialog ken arok dan anak buahnya.
7) Tata Rias dan Kostum : Para pemain menggunakan make up sesuai dengan karakter yang diperankan, Tidak berkostum berlebihan (sesuai dengan peran yang dimainkan) seperti Ken Arok sebagai direktur yang mengenakan jas dan celana bahan layaknya orang kantoran.
8) Tata Panggung : Tata panggung yang bagus dengan adaya rumah ruangan yang didesain seperti ruangan untuk seseorang yang memiliki jabatan, yang digunakan untuk kantor Ken Arok.
9) Tata lampu : Tata lampu di tempat akting tersebut bagus ada warna kuning, merah.
10)Sinopsis cerita : Dalam pementasan drama Geger Panawijen menceritakan tentang huru-hara di masyarakat Pendukuhan Panawijen gegara Ken Arok membangun gedung bioskop, di tengah-tengah pemukiman penduduk Batil. Warga tidak setuju atas pembangunan bioskop dan warga tidak berdaya melawan Ken Arok dari sebuah PT. Gudel Singasari. Akhirnya warga lapor berbondong-bondong pada Raden Anusapati. Dikisahkan, Raden Anusapati anak tiri Ken Arok yang hidupnya diasingkan di Pendukuhan Panawijen bersama ibunya, Ken Dedes akhirnya menyewa pembunuh bayaran bernama Suro Bandit. Lantaran dendam Anusapati pada ayah tirinya. Ia dendam karena sewaktu dirinya dalam kandungan Ken Dedes, ayahnya Tunggul Ametung, dibunuh Ken Arok dengan senjata bedil buatan Mpu Gandring. Senjata itulah yang akhirnya menghabisi nyawa Ken Arok juga.
11) Isi Resesnsi :
a. Aspek bentuk :
Dilihat dari aspek bentuk, menurut saya pementasan drama ini cukup baik, dengan melibatkan pemain yang jumlahnya lumayan banyak. Sangat baik karena penggambaran di masyarakat dan dikantor yang ditampilkan dengan begitu hidup dan nyata sesuai dengan karakteristik cerita yang diangkat. Ditambah bahasa yang dipakai bahasa sederhana, membuat pementasan semakin hidup dan mudah dipahami.
b. Aspek isi :
Drama ini mengandung pesan moral yang ingin disampaikan kepada penonton bahwa janganlah kalian melakukan kejahatan. Utang kejahatan akan dijahati orang. Utang getih nyaur getih. Utang nyawa, nyaur nyawa. Dan utang pati nayur pati. Seperti Ken Arok.
c. Kelebihan :
Drama ini menarik. Di perankan oleh beberapa orang bisa dikatakan sukses dan menampilkan yang terbaik salah satunya tokoh Raden Anusapati yang sukses memerankan karakternya. Setiap pemain mampu memerankan dan menghayati sesuai dengan perannya. Dialog-dialog yang dipakai pun menggunakan dialog sehari-hari yang menjadikan nilai tambah dalam pementasan naskah drama ini. Terdapat tarian yang di mainkan oleh dua wanita yang sangat bagus menarinya sehingga menambah nilai untuk drama ini.
d.Kekurangan :
Kekurangan dalam pementasan drama ini adalah penonton kurang paham alur yang drama ini.
e. Kesatuan :
Drama ini telah memiliki unsur kesatuan. Hal ini dapat dilihat dari setting yang sesuai dengan apa yang diceritakan. Kesatuan tersebut juga tidak terlepas dari bentuk drama yang berbentuk drama satu babak. Selain itu, adegan demi adegan berjalan mengalir yang menjadi satu kesatuan. Klimaks terlihat jelas di akhir pementasan dan itu direspon dengan baik oleh penonton.
f. Keseluruhan :
Keseluruhan drama sangat bagus. Semua pemain bermain dengan ekspresif sesuai dengan perannya, setting juga sesuai.
3. Drama Kebo Nyusu Gudhel
1) Judul Naskah : Kebo Nyusu Gudhel karya Dheni Jatmiko.
2) Sutradara : Yomah.
3) Pemain Drama : Kakek, Bapak, Ibu dan Anak.
4) Tempat Pementasan : Auditorium UPS Tegal.
5) Waktu Pemetasan : Rabu, 12 Desember 2018. Pukul 19.30 – selesai.
6) Penokohan : Kakek yang pura-pura menjadi komandan, anak, ayah dan ibu yang berpura-pura menjadi tentara
7) Tata Rias dan Kostum : Para pemain menggunakan make up sesuai dengan karakter yang diperankan, Tidak berkostum berlebihan (sesuai dengan peran yang dimainkan).
8) Tata Panggung : Tata panggung yang bagus dengan adanya ruang tamu yang digunakan untuk membantu akting, sapu, dan kursi goyang yang digunakan untuk membantu akting tokoh kakek.
9) Tata lampu : Tata lampu di tempat akting tersebut bagus ada warna biru, dan warna oranye.
10) Sinopsis cerita : Dalam pementasan Kebo Nyusu Gudhel menceritakan tentang orang tua pensisnan tentara juaga pencinta seni wayang yang masih terbayang bayang akan masa lalunya, karena ingatannya yang mulai pikun ia kerap kali menggangu penghuni rumah yang sudah tidur yaitu anak, menantu dan cucu untuk turut larut dalam ingatannya yang mulai kemana-mana. Sampai-sampai membuat cucu dan menantunya sebagai tentara dan apresiator seni, sehingga membuat anaknya muak karena tikah kakek yang selalu begitu setiap malamnya.
11) Isi Resesnsi :
a. Aspek bentuk :
Dilihat dari aspek bentuk, menurut saya pementasan drama ini cukup baik, dengan melibatkan pemain yang jumlahnya sedikit. Sangat baik karena penggambaran di lingkukang keluarga yang ditampilkan dengan begitu hidup dan nyata sesuai dengan karakteristik cerita yang diangkat. Ditambah bahasa yang dipakai bahasa sederhana, membuat pementasan semakin hidup dan mudah dipahami.
b. Aspek isi :
Drama ini mengandung pesan moral seperti bakti negara, bakti kepada orang tua, pendidikan, pelestarian kesenian tradisonal serta budi pekerti.
c. Kelebihan :
Daram ini menarik. Di perankan oleh beberapa orang bisa dikatakan sukses dan menampilkan yang terbaik salah satunya tokoh Kakek yang sukses memerankan karakternya. Setiap pemain mampu memerankan dan menghayati sesuai dengan perannya. Dialog-dialog yang dipakai pun menggunakan dialog sehari-hari yang menjadikan nilai tambah dalam pementasan naskah drama ini.
d. Kekurangan :
Kekurangan dalam pementasan drama ini adalah penonton kurang dengar suara yang dikeluarkan oleh pemain.
e. Kesatuan :
Drama ini telah memiliki unsur kesatuan. Hal ini dapat dilihat dari setting yang sesuai dengan apa yang diceritakan.Kesatuan tersebut juga tidak terlepas dari bentuk drama yang berbentuk drama satu babak. Selain itu, adegan demi adegan berjalan mengalir yang menjadi satu kesatuan.
f. Keseluruhan :
Keseluruhan drama sangat bagus. Semua pemain bermain dengan ekspresif sesuai dengan perannya, setting juga sesuai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar